Menjawab tantangan pandemi dengan tetap berkarya dan berinovasi menuju terwujudnya pertanian berkelanjutan dengan meningkatkan pemberdayaan masyarakat
IAAS Indonesia (International Association of Students in Agricultural and Related Sciences), terus berkomitmen untuk mewujudkan upaya agar pertanian seksi di mata dunia. IAAS Indonesia selalu kreatif dan adaptif dalam menjawab tantangan pandemik dengan meluncurkan webinar internasional, IAAS Summit 2020. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, IAAS Summit 2020 dilaksanakan secara daring dengan konsep webinar yang berskala internasional yang dihadiri oleh peserta dari berbagai negara. Acara ini diadakan pada 28 Oktober 2020, dengan daring menggunakan platform zoom dan youtube. Dalam rangka bertahan dan berinovasi dalam keadaan krisis seperti pandemi, salah satu peluang yang bisa menjadi lompatan adalah untuk membangun ekosistem pertanian berkelanjutan. Ekosistem yang tidak hanya berorientasi pada produk dan keuntungan, tetapi juga peduli lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. IAAS Summit 2020 menghadirkan tema Pemberdayaan Masyarakat untuk Mencapai Pertanian Berkelanjutan (Community Empowerment through Sustainable Agriculture), dalam melihat dari prospektif bisnis, dan solusi-solusi apa yang dapat dihadirkan ditengah pandemi.
AAS Summit tahun ini menghadirkan pembicara dari instansi besar diantaranya Wayan Tambun sebagai National Programme FAO Indonesia, Gusniar Nurdin sebagai UNDP Project Associate for the SDG Academy Indonesia, Helianti Hilman sebagai Founder and Chief creative and community officer dari JAVARA (PT. Kampung Kearifan Indonesia) dan Deeng Sanyoto,Head of partnership and social impact dari TaniHub. Turut hadir pula, Putu Kana Narayan sebagai Vice Director of Partnership, Brigitta Sidharta sebagai National Director of IAAS Indonesia dan para peserta yang hadir merupakan masyarakat internasional, teman-teman IAAS World dan partner IAAS Indonesia maupun tingkat Local Committee (LC).
Acara ini dilaksanakan dengan menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa internasional dan dibawakan oleh dua MC muda yaitu Bagus Kresna dan Hassna. Selanjutnya ada sambutan spesial dari Co-Founder IAAS Indonesia, Ina Nasution, beliau menyampaikan betapa bangganya Ia kepada anak muda yang tertarik kepada pemberdayaan masyarakat dan pertanian berkelanjutan, karena nafas anak muda yang tanpa rasa takut dapat menjadi katalisator untuk mewujudkan pertanian seksi dimata dunia.
Kemudian dilanjutkan dengan presentasi dari Wayan Tambun. Beliau menyampaikan mengenai keadaan pangan dan pertanian saat pandemi ini, disambung dengan hal-hal penting untuk mewujudkan ketersediaan pangan berkelanjutan dan saran-saran bertahan dalam keadaan krisis, dalam isinya ada mengenai bagaimana masyarakat, salah satunya bagaimana pemberdayaan masyarakat seperti pada UMKM dapat berkontribusi dalam ketahanan pangan dan meningkatkan keadaan ekonomi dimasa krisis ini. Sistem pangan menjadi fokus utama dalam penyelesaian masalah ini dan menjadi tanggung jawab kita bersama untuk terus menghubungkan pertanian dan pertumbuhan ekonomi, juga beragam inovasi sangat diperlukan untuk meningkatkan cara distribusi makanan secara efektif karena sektor pertanian sangat berpeluang baik untuk menumbuhkan perekonomian nasional.
Materi selanjutnya dari Gusniar Nurdin, beliau menyampaikan mengenai keadaan nyata pengaruh pandemi dalam pencapaian SDGs diseluruh dunia dan fakta data selama ini pencapaian SDGs di Indonesia yang ternyata masih harus terus berusaha lebih keras lagi untuk mewujudkannya, dipaparkan pula strategi apa yang dapat dibangun untuk merespon keadaan pandemi. Bagaimana pemberdayaan masyarakat dapat meningkatkan pencapaian SDGs melalui pertanian berkelanjutan, lalu bagaimana caranya socioprenuer dapat berkontribusi mengembangkan ekonomi negara. Beliau juga menyampaikan sebagai bagian dari anak muda, kita perlu semakin kreatif dan inovatif untuk menghadapi pandemi ini. Tambahnya lagi, SDGs dapat terwujud atas kerja sama seluruh orang, bukan hanya pihak-pihak tertentu, maka dari itu mari menjadi bagian untuk mencapai SDGs.
Pada IAAS Summit ini juga diselenggarakan sesi talkshow dengan spesial narasumber yaitu Helianti Hilman dan Deeng Sanyoto yang dimoderatori oleh Irvan Herviansyah, mereka mengangkat banyak topik menarik, dari pengalaman masing-masing terutama salah satunya bagaimana pertanian berkelanjutan dapat menghasilkan secara ekonomi? dan bagaimana hal itu dapat membantu masyarakat untuk berjuang dimasa pandemi ini.
Helianti Hilman menceritakan awal mula membangun JAVARA dan awal landasannya, bahwa kita dapat melihat komoditas bukan hanya sebagai benda melainkan juga perlu melihat itu sebagai seni dan budaya untuk meningkatkan nilai. Beliau juga menceritakan bahwa menemukan nafas pemberdayaan masyarakat sejatinya ialah yang yang diberdayakan oleh masyarakat, beliau belajar banyak sekali hal dari masyarakat itu sendiri. Lalu, kadang banyak orang saat hendak mulai memberdayakan masyarakat lupa atau tidak memberikan kesempatan bahwa masyarakat itu memiliki kekuatan, masyarakat itu lebih cerdas dan kita perlu memposisikan diri kita setara dengan masyarakat yang ingin kita berdayakan bukan menganggap masyarakat itu lemah. Beliau menganalogikan bahwa petani, masyarakat adalah seorang seniman, bukan seorang pekerja, maka dari itu mereka perlu orang yang berperan menjadi manager, memberikan akses agar karyanya dapat dihargai dan dapat diterima oleh pasar, dan kita masuk menjadi peran tersebut. Sebagai manager perlu memetakan agar semua itu menjadi relevan untuk dapat mengemasnya dan mengantarkannya pada pasar
Deeng Sanyoto menjelaskan mengenai bagaimana TaniHub mengatur pasokan pertanian, dan mengantarkannya pada para konsumen. Sangat perlu pada bidang ini mengatur strategi bagaimana distribusi yang paling baik, membangun edukasi ditingkat petani dan masyarakat umum, juga menjaga kualitas hasil tani. Disisi lain sangat perlu untuk berpikir bagaimana meningkatkan permintaan pasar, agar suplai dapat semakin banyak, dan tidak oversupply agar harga pasar tidak turun.
Kesimpulannya bahwa semua kontribusi terutama dalam memberdayakan masyarakat dan pertanian berkelanjutan sangat perlu adanya kolaborasi dan partnership dengan banyak pihak untuk memperluas pengetahuan dan kesempatan. Membangun dan merawat kepercayaan juga adalah sebagai kunci untuk terus bertahan dan berkelanjutan. Teruslah berinovasi dan kreatif sebagai salah satu cara menjawab setiap tantangan. Sesi talkshow ini ditutup dengan sesi tanya jawab, yang sangat disambut antusias oleh para peserta
Selain perbincangan hangat dari para pembicara agenda yang tak kalah menariknya adalah partnership awarding yang bertujuan untuk mengapresiasi lebih dari 330 partner yang telah berkolaborasi dan bekerja sama dengan IAAS Indonesia dan IAAS LC selama satu tahun terakhir, disambung dengan Village Concept Project (VCP) Documentary yang dimiliki oleh setiap LC untuk lebih mengenalkannya pada masyarakat internasional.
Turn on desktop push notification