fbpx
Webinar Series – Youth Agricareture
October 24, 2020
Ngariung by IAAS LC IPB
October 26, 2020

Mengenal “Personal Food Computer (PFC): Inovasi Pertanian Masa Depan”

Tahukah Anda bahwa lebih dari sembilan miliar orang tumbuh dalam waktu kurang dari 40 tahun? Hal ini akan menjadi tantangan berat bagi sistem pangan global. Kita memiliki cukup makanan untuk sekitar 7 miliar orang yang hidup saat ini, tetapi hampir satu miliar kelaparan atau kekurangan gizi, sebagian besar karena kemiskinan, aksesibilitas makanan yang tidak merata (Environment Reports Food Matters 2017).

Aktivitas pertanian yang saat ini dilakukan untuk memenuhi pangan dunia, yaitu budidaya pertanian lahan terbuka. Sistem pertanian lahan terbuka ini sangat erat kaitannya dengan dinamika perubahan iklim dan kondisi lingkungan. Di sisi lain, pertumbuhan penduduk yang tinggi, lambat laun dapat menggeser sistem pertanian yang ada. Oleh karena itu, perlu adanya transformasi sistem pertanian yang mampu mendorong kuantitas maupun kualitas hasil produk pertanian dan mampu diterapkan dalam skala global.

Dewasa ini, pesatnya perkembangan teknologi di abad ke-21 mengakibatkan sektor pertanian mulai mengadopsi sistem informasi dalam kegiatan di lapangan (on-farm). Hal ini menjuru pada konsep pertanian presisi. Melihat kondisi lahan pertanian yang semakin terbatas dan tingginya degradasi lahan oleh penggunaan bahan kimia anorganik, pengembangan pertanian presisi mulai difokuskan pada kegiatan pertanian di dalam ruangan (indoor). Sistem pertanian yang dikembangkan ini memiliki konsep pengembangan yang mengoptimalkan penggunaan sumberdaya untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan mengurangi dampak terhadap lingkungan atau sederhananya pertanian yang rendah pemasukan (low-input), efisiensi tinggi, dan berkelanjutan. Pemeliharaan (maintenance) menjadi faktor yang sangat berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas dari produk hasil pertanian di tengah isu perubahan iklim sehingga hal ini menjadi fokus penting dalam pengembangan pertanian di masa depan.

Konsep pertanian di dalam ruangan (indoor) dengan modifikasi iklim mikro melalui sebuah data menjadi solusi di masa depan. Realisasi modifikasi iklim mikro yang dikembangkan adalah berupa box atau yang sering disebut “plant incubator box”. Basis utama dari modifikasi iklim mikro yaitu data atau yang lebih dikenal dengan istilah “data collection”. Data collection ini merupakan data yang digunakan untuk mendorong pertumbuhan tanaman seperti kebutuhan nutrisi (makro dan mikro), kelembaban udara, pH, kadar air, dan lainnya. Dari data tersebut nantinya akan dikumpulkan menjadi satu berdasarkan hasil research terbaik terhadap suatu tanaman dan akan dikoleksi menggunakan sistem cloud. Data collection yang didapat disebarluaskan sehingga seluruh orang dapat mengaksesnya dan akan mendapatkan hasil yang terbaik melalui data collection, seperti yang dilakukan oleh The MIT Media Lab Open Agriculture Initiative (OpenAg 2015). Secara tidak langsung, hal tersebut adalah wujud untuk menggeneralisasi hasil produk pertanian agar seluruh produk pertanian yang dibudidayakan memiliki kualitas dan kuantitas yang sama (the best condition) tanpa terpengaruh oleh perubahan iklim.

Pengembangan yang dilakukan oleh OpenAg menyebutnya sebagai Personal Food Computer (PFC) yang menggunakan sistem robot untuk mengendalikan dan memantau iklim, energi, dan pertumbuhan tanaman di dalam ruangan. Penerapan PFC sangat memungkinkan untuk diterapkan di semua negara terutama di Indonesia karena perangkatnya yang digunakan sangat sederhana seperti microcontroller ESP32 sebagai otak sensor, sensor kelembaban udara, sensor suhu, kamera Wi-Fi, dan ponsel pintar sebagai perangkat penerima data (OpenAg 2019). Implementasi dari Personal Food Computer (PFC) berbasis data collection dan sistem otomatis membuat semua orang dapat melakukan budidaya pertanian tanpa membutuhkan lahan, pemeliharaan yang intensif, dan takut gagal panen. Semua orang dapat melakukannya tanpa mengenal batasan usia. Personal Food Computer (PFC) berbasis data collection dan automation system sebagai makanan untuk masa depan merupakan solusi untuk menghadapi perubahan iklim dan degradasi lahan.

Penulis :

Worodiyanti Tri Hapsari

(IAAS LC UMY)

IAASIndonesia
IAASIndonesia
International Association of Students in Agricultural and Related Sciences (IAAS) is the World Biggest Student Association in The Field of Agriculture and Related Sciences. IAAS was founded in 1957 and started with only 8 member countries.For the last 60 years, IAAS has grown into a big organization with 53 member countries and more than 10,000 active members. IAAS Indonesia was found by Mr. Arif Satria on December 29th 1992. By the year of 2020, IAAS Indonesia has 11 Local Committees across the country with more than 1200 active members.

2 Comments

  1. ios-15.com says:

    Thank you again for all the knowledge you distribute. Good post. I was very interested in the article; it’s quite inspiring, I should admit. I like visiting your site since I always come across interesting articles like this one. Great job; I greatly appreciate that. Do keep sharing! ios-15.com

  2. I pay a visit every day a few websites and blogs to read articles,
    but this weblog offers feature based articles.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *